Mangga Gladhen Bisnis

SentraClix DbClix

Pages

Selasa, 06 Juli 2010

Dialektologi Sunda Banten

Penelitian ini dilakukan karena pada dasarnya Indonesia merupakan negara yang terdiri berbagai suku bangsa. Suku sunda termasuk didalamnya. Bahasa yang digunakan oleh suku sunda disebut bahasa sunda. Menurut Satjadibrata (1960) bahasa sunda mempunyai sembilan buah dialekyaitu dialek Bandung, Banten, Cianjur, Purwakarta, Cirebon, Kuningan, Sumedang, Garut, dan Ciamis. Dari kesembilan dialek tersebut yang dijadikan bahasa sunda lulugu adalah dialek Bandung yanr sering digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah.

Dari kesembilan dialek tersebut mempunyai perbedaan dan persamaan yang dipengaruhi faktor geografis. Biasanya kecenderungan yang ada, apabila daerahnya berdekatan dialek yang digunakan relative sama. Namun pada prinsipnya setiap dialek mempunyai ciri khas masing-masing. Karena setiap bahasa yang mempunyai dialek, dialek tersebut digunakan untuk membedakannyadengan kelompok masyarakat yang lain.

Pada penelitian ini yang menjadi daerah penelitian adalah Kecamatan Padarincang yang terdiri dari 3 desa diantaranya yaitu Desa Padarincang, Desa Citasuk, dan Desa Ciomas. Alasan pemilihan Kecamatan Padarincang karena di Kecamatan ini hamper seluruh masyarakatnya mempunyai dua bahasa yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Berdasarkan hal itu pemupu ingin mengetahui sejauh mana perbedaan dan persamaan bahasa sunda yang digunakan di Kecamatan Padarincang dibandingkan dengan bahasa Jawa. Karena secara teori makin jauh tempat yang satu dengan tempat yang lain maka akan terdapat perbedaan yang disebabkan oleh faktor geografis dan faktor politi.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perbandingan pemetaan kekerabatan dari Desa Padarincang, Desa Citasuk, dan Desa Ciomas di kecamatan Padarincang?

2. Bagaimana bentuk-bentuk bahasa dari Desa Padarincang, Desa Citasuk, dan Desa Ciomas di kecamatan Padarincang?

3. Bagaimana bentuk pemetaan dialek bahasa sunda Desa Padarincang, Desa Citasuk, dan Desa Ciomas di kecamatan Padarincang?

4. Berapa ukuran statistik yang menunjukkan perbedaan dan persamaan dialek berdasarkan perhitungan menggunakan dialektometri?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut pembahasannya bahwa terdapat beberapa persamaan dan perbedaan, baik dalam tataran fonologi, morfologi, leksikon, maupun sintaksis. Namun, dalam penelitian ini kami titik beratkan pada analisis perbedaan leksikon bahasa Sunda dari tiga daerah penelitian yang meliputi: desa Padarincang, Ciomas dan Citasuk kecamatan Padarincang. Dari 843 kosakata dasar swadesh yang kami pupu dari pembahan pada setiap daerah, kami memperoleh 603 perbedaan leksikon, dan 240 buah leksikon yang sama pada tiga daerah penelitian tersebut. Namun, salah satu dari tiga daerah penelitian tersebut yaitu desa Citasuk pada kesehariannya masyarakatnya bilingualisme. Sebab di daerah tersebut berkembang dua bahasa daerah, yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jawa, dialek Banten.

Bentuk pemetaan bahasa Sunda dialek Serang di daerah yang kami teliti menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan. Persamaan tersebut meliputi seluruh wilayah penelitian, maupun sebagian. Begitu pun dengan perbedaan yang terjadi. Ada yang meliputi seluruh daerah atau dengan kata lain setiap desa memiliki leksikon atas referennya masing-masing. Ada pula perbedaan yang hanya meliputi dua daerah saja. Terlebih lagi pada desa Citasuk yang memiliki dua atau lebih leksikon dalam satu referen, sebab di daerah tersebut bahasa Sunda dan bahasa Jawa dialek Serang sama-sama berkembang dan mendominasi. Dari hasil perhitungan statistik menggunakan dialektometri, kami menyimpulkan bahwa perbedaan yang terjadi terdapat dalam tataran dialek.

0 komentar:

Posting Komentar